KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan nikmat dan karuniaNya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ‘Manusia dan Penderitaan’
dengan baik dan tepat waktu.
Saya juga tidak lupa untuk mengucapkan Terima Kasih kepada :
- Ibu Sukestiningsih selaku dosen Ilmu Budaya Dasar.
- Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Mohon maaf apabila terdapat kekurangan atau kesalahan dalam
makalah. Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis maupun kepada
pembacanya. Terima Kasih
LATAR BELAKANG
Manusia didunia ini dihadapkan pada dua cobaan
yaitu cobaan yang mengembirakan dan cobaan yang menyusahkan. Cobaan tersebut berupata
tahapan dan rintangan yang menguji manusia dalam kehidupan apabila
mampumenyelesaikan dengan baik akan mewndapatkan pahala dan bila
mengingkarinya ketentuan yang ada akan tenggelam dalam penderitaan
di akhirat kelak.
Terkadang
manusia terbuai pada kegembiraan, padahal kegembiran juga cobaan. Manusia
seringkali tergelincir akibat keterlenaan dan berlebihan serta melampaui
batatas dan berujung pada penderitaan. Sementara ada pula yang
menghadapi cobaan yang menyusahkan namun tidak kuat menjalani cobaan. Orang
tersebut menjadi frustasi dan meluapkan emosi tanpa kontrol. Sikap seperti itu
malah semakin menambah penderitaan. Adapula ketika merasa
kesabaran sudah dibatas perjuangan berhenti melakukan perjuangan padahal
keinginan yang diharapkan selangkah lagi tercapai sehingga
tetap pada pendedritaan dan menyesal ketika harapan yang dicitakan
berlalu begitusaja dihadapanya. Ada pula yang menjalani hidup dengan sikap
noverkonviden (bermain aman), tidak mau menghadapi masalah atau lari ndari
masah namun yang terjadi mendapati pada suatu penderitaan. Ada pula yang
mencoba berkelik dari masalah dan hanya mengincar kebahagiaan dunia namun di
akhirat berujung pada penderitan.
Manusia dan Penderitaan
Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata
derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau
menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu Juga menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belurn tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu Juga menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belurn tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua
orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau
kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan
yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya.
Untuk itu pada urnumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya,
hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang
diberikanNya? . Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai
pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui
membaca koran tentang teIjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo
religius Tuhan telah memberikannya.
Pengertian Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai
siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani.
Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.
iksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
iksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
1. Kebimbangan
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan Akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan.
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan Akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan.
2. Kesepian
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalarn lingkungan orang ramai, Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin.
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalarn lingkungan orang ramai, Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin.
3. Ketakutan
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
Pengertian
Phobia
Menurut istilah Phobia berasal dari
bahasa Yunani yaitu “phobos” yang memiliki arti lari, takut, panik yang sangat
hebat. Sedangkan untuk penjelasannya phobia adalah keadaan ketakutan atau
kepanikan yang sangat hebat tanpa sebab kepada sesuatu bisa berupa benda,
orang, maupun suatu kegiatan yang sebenarnya tidak berbahaya jika dipandang
oleh orang lain. Pengidap phobia akan terus menerus menghindar dan berlari dari
sesuatu yang ia takuti sehingga hal ini akan mempengaruhi terhadap kegiatan
pengidap.
Berdasarkan
kategorinya phobia dibedakan menjadi 3 kategori yaitu:
1.
Phobia khusus, yaitu ketakutan
terhadap suatu benda akat keadaan tertentu seperti takut kegelapan, ketinggian,
takut akan ular, dsb
2.
Phobia social, yaitu takut akan
berbagai macam penilaian orang lain terhadap kita, takut tampil d depan umum
dan lain-lain.
3.
Dan yang terakhir adalah
Agoraphobia, yaitu rasa takut yang dialami pengidap ketika berada di tempat
terbuka atau berada di suatu keadaan yang ramai.
Akan
tetapi sebenarnya jenis phobia ada banyak sekali. Salah satunya adalah phobia
terhadap kegelapan (Achluophobia), phobia atau takut terhadap darah
(Hemaphobia), takut ketinggian (Hypsiphobia) dan masih banyak lagi.
Pengertian
Phobia
Menurut istilah Phobia berasal dari
bahasa Yunani yaitu “phobos” yang memiliki arti lari, takut, panik yang sangat
hebat. Sedangkan untuk penjelasannya phobia adalah keadaan ketakutan atau
kepanikan yang sangat hebat tanpa sebab kepada sesuatu bisa berupa benda,
orang, maupun suatu kegiatan yang sebenarnya tidak berbahaya jika dipandang
oleh orang lain. Pengidap phobia akan terus menerus menghindar dan berlari dari
sesuatu yang ia takuti sehingga hal ini akan mempengaruhi terhadap kegiatan
pengidap.
Berdasarkan
kategorinya phobia dibedakan menjadi 3 kategori yaitu:
1.
Phobia khusus, yaitu ketakutan
terhadap suatu benda akat keadaan tertentu seperti takut kegelapan, ketinggian,
takut akan ular, dsb
2.
Phobia social, yaitu takut akan
berbagai macam penilaian orang lain terhadap kita, takut tampil d depan umum
dan lain-lain.
3.
Dan yang terakhir adalah
Agoraphobia, yaitu rasa takut yang dialami pengidap ketika berada di tempat
terbuka atau berada di suatu keadaan yang ramai.
Akan
tetapi sebenarnya jenis phobia ada banyak sekali. Salah satunya adalah phobia
terhadap kegelapan (Achluophobia), phobia atau takut terhadap darah
(Hemaphobia), takut ketinggian (Hypsiphobia) dan masih banyak lagi.
Pengertian Ketakutan
Ketakutan adalah suatu
tanggapan emosi terhadap ancaman. Takut adalah suatu mekanisme pertahanan
hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatustimulus tertentu, seperti rasa sakit atau
ancaman bahaya. Beberapa ahli psikologijuga telah menyebutkan bahwa takut
adalah salah satu dari emosi dasar, selainkebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan.
Ketakutan harus dibedakan dari
kondisi emosi lain, yaitu kegelisahan, yang
umumnya terjadi tanpa adanya ancaman eksternal. Ketakutan juga terkait dengan
suatu perilaku spesifik untuk melarikan diri dan menghindar, sedangkan
kegelisahan adalah hasil dari persepsi ancaman yang tak dapat dikendalikan atau
dihindarkan.
Perlu dicatat bahwa
ketakutan selalu terkait dengan peristiwa pada masa datang, seperti memburuknya
suatu kondisi, atau terus terjadinya suatu keadaan yang tidak dapat diterima.
Kekalutan Mental
Kekalutan mental adalah gangguan
kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi
sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang
mengalami kekalutan mental adalah :
- Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
- Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Proses gangguan kejiwaan
adalah :
- Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita bisa jasmana maupun rohani.
- Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
- Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan
mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
- Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
- Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga is tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tea yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu.
- Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan realcsi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
Hubungan Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia yang
ada di dunia ini pasti akan mengalami penderitaan, baik yang berat maupun yang
ringan. Penderitaan adalah bagiuan kehidupan manusia yang bersifat kodrati.
Karena tergantung kepada manusia itu sendiri bisa menyelesaikan masalah itu
semaksimal munkgin apa tidak. Manusia dalah makhluk berbudaya, dengan budaya
itulah ia berusdaha mengatasi penderitaan yang mengancam hidupnya atau yang
dialaminya. Hal ini bisa mebuat manusia kkreatif, baik bagi penderita sendiri
maupun bagi orang lain yang melihat atau berada di sekitarnya.
Penderitaan dikatakan
sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa
manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, tetapi juga harus
merasakan penderitaan. Manusia juga harus optimis tiap mengalami penderitaan
tersebut. Katena penderitaan sebagaimana halnya hanya sebagai ujian dari yang
Maha Kuasa.
Pembebasan dari
penderitaan pada hakekatnya untuk meneruskan kelangsungan hidup. Caranya
manusia terssebut harus berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam
lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada dan disertai doa kepada Tuhan
supaya kita bisa terhindar dari segala bahaya dan malapetaka. Manusia hanya
berencana tetapi Tuhan juga yang menentukan. Kelalaian manusia bisa menjadi
sumber dari segala penderitaan tersebut. Penderitaan yang terjadi selasin
dialami sendiri ole orang yang bersangkutan, tetpi juga bisa dialamai oleh
orang lain. Penderitaan juga bisa terjadi akibat kelalaian orang lain atau
penderitaan orang lain.
Pengaruh yang Ditimbulkan dari Penderitaaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh
bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap
positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak
bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, Siakp ini diungkapkan dalam
peribahasa “Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna” ,”nasi sudah
menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti,
misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup,
bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri
dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap
positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap
keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin
paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang kekerasan dan lain-lainnya
Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para
seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan
memberikan penilainnya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan
perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan
keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan
keadaan yang lebih sesuai, keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang saya buat semoga
dapat bermanfaat serta menambah wawasan bagi pembacanya. Dan penulis mohon maaf
apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas dan
kurang dimengerti.
Untuk kesempurnaan
makalah saya,mohon kritik dan saran yang membangun. Sekian penutup dari saya
semoga berkenan di hati dan saya ucapkan Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar