Minggu, 18 Januari 2015

TULISAN 4 IBD


SEBUAR ARTI DARI TANGGUNG JAWAB

“Hore… aku mendapat rangking satu” respon saat melihat rapot
Momen ini sangat didambakan, karena baru pertama kali mendapat peringkat sebagus itu. Hasil demikian bisa dia raih berkat rido dari Tuhan dan juga bimbingan dari bu Sartika. Jadi sebagai rasa terimakasih, ia ingin mengajak bu Sartika beserta kedua orangtua untuk makan malam.
Ketika mereka duduk sembari menikmati hidangan di atas meja, bu guru sangat tersanjung karena baru pertama kali dia mengijakkan kaki di restoran mewah.
“Pak, bu, Salman terimakasih banyak atas ajakan makan malam ini” ucapan sambil menyantap udang goreng
“Tidak.. tidak seharusnya kamilah yang berterimakasih, sebab atas bimbingan ibu nan luar biasa Salman bisa menjadi juara kelas” kata pak Toni seraya merangkul pundak sang juara kelas
“Ah biasa saja saya cuma mengarahkan sedikit, tapi karena kepandaian anak bapak dibarengin usaha keras maka iapun dapat meraih peringkat terbaik di kelas” tegas bu Sartika
Sejak saat itulah mereka tidak lagi bertemu selama dua minggu disebabkan oleh libur semester.
Tak terasa liburan semester sudah berakhir, maka sekolah kembali dibuka untuk para siswa yang akan menimba ilmu. Menyadari hal tersebut Salman berangkat dari rumah menuju sekolah dengan semangat baru mempertahankan rengking satu.
Ketika sudah sampai di sekolah ia sambut oleh Karin sang kekasih. Dengan mata nan berbinar-binar mereka pun bergandengan tangan menuju kelas. Saat sudah berada di dalam kelas, tampa disangka-sangka kepala sekolah datang bersama seorang laki-laki muda nan berpakaian seragam sekolah. Melihat itu, Salman menganggap sebelah sebab siswa baru tersebut mempunyai tampang blo’on dan juga sangar.
Seketika waktu berlalu kian cepat, sedikit demi sedikit tingkah laku anak pindahan mulai terlihat, seperti malas belajar dan sering kabur ketika jam sekolah dan lain lain, karena masalah kedisplinan ia sering dipanggil ke ruang guru. Jadi karena demikianlah bu Sartika merasakan kasihan kepada Anjas, maka ia pun berkeinginan untuk mengarahkan siswa nakal itu kepada jalan yang benar, dengan cara memberikan pelajaran khusus secara privat dan memberikan memotivasi agar dapat kembali ke jalan yang lurus. Awalnya bu Sartika sangat kesusahan sekali ketika beliau ingin mengajak Anjas untuk dapat memasukki metode ini karena dia sering mengidahkan tawaran sang guru.
Seperti pada suatu hari, pas jam istirahat bu Sartika mencari anak baru itu supaya dapat berbicara dengan dia, tapi saat ia berjalan tanpa sengaja melihat Anjas sedang mer*kok di koridor sekolah. Menanggapi perilaku itu beliau merasa perihatin sebab jika dia sering mengkonsumsi rok*k secara berlebihan nanti jantung akan rusak.
“Nak, rok*k ini tidak bagus untuk proses pertumbuhanmu!” teguran bu Sartika dengan nada lemah lembut
“Ah, aku yang merasakan akibat, lagian juga tugas ibu di sini cuma memberikan pelajaran bagi saya, maka hal ini bukan urusanmu” tegasnya sambil mendorong pahlawan tampa tanda jasa
Melihat kejadian tidak pantas itu, sebagian siswa-siswi yang lalu-lalang di sepanjang koridor merasa perihatin, sebab mereka mengangap hal demikian tidak etis, termasuk Salman yang sigap membantu membangkitkan sang guru seraya berkata
“Kamu anak baru sudah sok-sokan di sini! sampai melawan ibu guru, kalau ingin jadi preman ayo hajar dulu aku!” ucapan dengan membusungkan dada
“Udah-udah jangan berantam di sini” ibu guru melerai
Dengan rasa tidak puas Salman pergi bersama bu Sartika sembari mengancam-ancam.
Hari ini bu Sartika tidak berhasil membujuk si anak nakal untuk belajar secara privat, tetapi walaupun begitu beliau tidak patah semangat, malah ia semakin terpacu untuk mengajaknya kepada jalan yang benar, meski tanggapan serupa yang di dapat saat mencoba mengarahkan. Sampai suatu ketika dengan sangat terpasang Anjas menerima ajakan sang pejuang tanpa tanda jasa itu dikarenakan sudah jengkel mendengar ceramah.
Dalam proses membimbing, bu Sartika sangat kewalahan karena terkadang ia harus sabar ketika menghadapi sikap malas anak tersebut. Hari demi hari dilalui tetapi beliau belum bisa mengubah anak nakal itu, tapi pada suatu hari Anjas bersemangat untuk belajar. Maka dengan sendiri ia langsung menjemput bu Sartika dari ruang guru ketika jam bel pulang berbunyi.
“Bu… bu ayo kita belajar saya tidak sabar lagi!” ajakannya sambil menarik tangan kanan pejuang tampa jasa itu
Merasakan perubahan, bu Sartika terharu dan semakin terpacu untuk memberi pelajar pada Anjas.
Ketika sampai di sebuah danau yang mempunyai pemandangan indah, bu Sartika sangat terpesona jadi beliau pun memutuskan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di tempat tersebut. Saat mengeluarkan berbagai pelengkapan seperti papan tulis mini, spidol, penghapus dan lain lain, tanpa disangka-sangka Anjas sudah siap dengan peralatan belajar. Melihat si anak nakal mulai ada tanda-tanda ingin belajar bu Sartika pun berdoa
“Ya Tuhanku jadikanlah anak muridku ini menjadi orang yang berguna bagi bangsanya, dan jangan jadikan ia sebagai sampah masyarakat nan terusik jikalau keberadaannya” harapan sang guru sambil berlinang air mata bahagia
Menyadari ada setetes air jatuh dari katup mata, Anjas dengan sigap menghapus kesedihan itu.
“Kenapa ibu bersedih?” tanyanya dengan sopan
“Tidak ada, ayo kita mulai pelajaran” ucapan menyembunyikan kebahagiaan
Sejak saat itulah bu Sartika mengajar lebih intensif sehingga Anjas pun semakin terpacu untuk giat belajar.
Seiring waktu berlajan, Anjas berkembang menjadi anak pintar dan cerdas berkat bimbingan serta arah dari bu Sartika. Kepandaian itu terbukti ketika proses pembelajaran di dalam kelas. Karena hari demi hari Anjas semaking mendominasi pembelajaran, Salman pun merasa iri, disebabkan oleh ketakutan pada tersingkirnya ia dari rengking satu ketika penerimaan rapot. Maka demi mempertahankan rangking satu ia semakin giat lagi agar ketakutannya tidak menjadi kenyataan.
Siang malam ia membasahan pelajaran hingga tidak memperdulikan perut yang sudah keoncongan. Menyadari ada ketidak wajaran pada anaknya ibunda Salman merasa khawatir sebab setiap kali makan mereka tidak bersama-sama lagi dalam satu meja. Maka untuk itulah beliau mendatangi kamar sang buah hati sebelum melaksanakan makan malam.
“Man… Man makan yuk ibu sudah siapkan rendang makanan kesukaanmu” perkataan sembari berjalan
Ketika sampai depan ruangan pribadi Salman, ia melihat di sudut-sudut ranjang tidur sudah bertumpukan-tumpukan puluhan buku pelajaran. Mencermati keadaan nan dilihat oleh matanya, wanita yang sudah berkepala empat itu pun menegur Salman yang sedang serius membahas soal-soal pelajaran.
“Nak… nak mengapa kamar kamu berantakan sekali seperti kadang ayam, padahal kemarin-kemarin ruangan ini rapi dan harum?” tanya sang ibu
“Maafkan ibu, saya berubah menjadi begini guna mempertahankan rangking satu” harapan Salman sambil menatap orang tua
“Oh seperti itu yang kamu lakukan, tetapi walaupun begitu jangalah kamu lupa makan nanti akan sakit lho” perhatian dari sang orangtua
“Ya sebentar lagi mama” berkata sambil membaca buku
“Janji ditunggu di bawah ya” mengigatkan si anak sembari melangkahkan kakinya ke ruang makan
“Iya mamaku sayang” sahutan
Malam pun semaking larut tetapi Salman belum menyelesaikan pekerjaan hingga ia kelelahan dan lalu tertidur pada meja belajar.
Sang mentari pun terbit dari timur, serta burung-burung sudah berterbangan ke sana-ke mari seakan-akan inilah hari ceria. Meskipun begitu Salman tampak sedikit murung dikarenakan uang saku ketinggalan di rumah, tetapi hal tersebut tidak menulunturkan semangat untuk bersekolah terlebih lagi mempertahankan rangking satu.
Saat proses pembelajar di mulai tampa disangka-sangka Karin duduk di sebelah Anjas. Maka Salman pun geram karena si anak baru itu telah mengambil semua yang sudah milik selama ini, mulai dari bintang kelas hingga sekarang pacar, padahal maksud sang kekasih itu hanyalah ingin meminjam pulpen. Karena Salman tidak kuat lagi menahankan kesabaran, ia pun tanpa berpikir panjang memukul meja dengan kuat.
“Owh lo jangan macam-macam di sini, nanti gue habisin lo” tegasnya dengan tatapantajam
“Maaf ya aku enggak tahu yang kamu maksudkan itu” ucapan menggunakan nada rendah
“Alah jangan sok-sok enggak tahu” kata sambil meninju muka dengan penuh amarah
Karena Salman tidak sanggup menahan emosi, Anjas pun babak berur hingga tak sadarkan diri. Melihat hal ini pak guru yang baru masuk sehabis pergantian jam belajar, merasa perihatin terhadap kondisi anak didik tersebut, maka beliau langsung membawa ke UKS. Selama perjalanan darah terus saja menetes. Ketika berada di ruangan kesehatan para dokter kecil melakukan tindakkan yang akan membatu proses penyembuhan luka memar. Sementara di sisi lain si pelaku sedang diintrogerasi oleh guru BK.
“Nak di sini ibu mau minta kejujuran kamu tentang penyebab kamu menghajar Anjas?” pertanyaan kepada sang murid
Saat mendengar hal tersebut, Salmanpun baru sadar terhadap tindakkanya yang sudah keterlaluan. Maka karena itulah ia menjelaskan pokok persalahan
“Jadi bu, kejadian ini terjadi karena dasar kecemburuan terhadap Anjas yang telah merebut kesempatan saya untuk mempertahankan renking satu semester ini, dan juga ia telah merebut pacar saya” pengutaraan sambil menyesali perbuatan
“Oh begitu pokok permasalahan, ibu dapat memaklumi tetapi janganlah bertindakkan demikian, karena kita kan sebagai makhluk hidup yang paling sempuna di anugerahi akal pikran nan berguna sebagai filter, maka sudah wajib semua tingkah laku kita harus dipikirkan dengan matang” ucapan sang guru dengan harapan bisa membuka mata hati si palaku
Mendengar itu, Salman terdiam sejenak sembari berpikir jenih menyikapi nasehat tersebut, lalu ketika sudah paham apa maksud perkataan itu. Ibu guru Bk pun menyuruh untuk meminta maaf kepada Anjas. Karena perintah itulah Salman keluar dari ruangan BK dengan rasa lega oleh sebab permasalahan ini tidak sampai tercampuri kedua orangtuanya.
Ketika ia berada di koridor sekolah, dia dengan meneruskan perjalan menuju ruang UKS untuk meminta maaf. Saat sesampai di depan ruangan kesehatan lelaki itu melihat bu Sartika sedang merawat Anjas dengan penuh kasih sayang. Menyadari perilaku tersebut Salman merasa iri sebab selama ini bu guru tidak pernah lagi menyedikan waktu untuknya. Pada saat ia melangkahkan kaki menuju ruangan tersebut, ia menepuk pundak ibu guru lalu berkata.
“Oh ini yang ibu lakukan, sehingga tidak ada waktu untuk mengajari Salman lagi” ucap dengan nada marah
“Bukan begitu tetapi ibu melakukan ini karena saya kasihan melihat Anjas seperti ini” tegasnya
“Alah jangan berbohong deh bu, mulai sekarang aku tidak mau lihat muka ibu” batahan sembari berjalan
Ketika meninggalkan ruangan tersebut ia manangis sampai akhirnya dia duduk tertunduk di sebuah bukit kecil di belakang sekolah.
Setelah beberapa menit ia bersedih, tiba-tiba datanglah bu Sartika
“Bolehkah ibu duduk di sampingmu?” pertanyaan dengan lemah lembut
“Boleh bu” jawaban lesu
“Kenapa jadi begini?, apakah karena kamu cemburu?” tanya dengan lemah lembut
“Ya bu” keluahan Salman
“Oh itu permasalahannya ibu paham, tetapi walaupun begitu kamu janganlah merubah tingkah lakumu sampai mencederai kawanmu karena hal tersebut adalah perilaku setan. Sebenarnya ibu selama ini tidak menyediakan waktu untuk kamu, oleh sebab saya perihatin terhadap tingkah laku Anjas dulu yang suka kabur ketika jam sekolah di mulai dan tidak semangat belajar, tetapi semenjak ia belajar bersama ibu dia berubah menjadi anak nan rajin serta giat, lagipula ini salah saya juga maka tolonglah maafkan, dan saya janji kepada kamu untuk membagi waktu antara kamu dengan Anjas” pengutaraan sang guru
“Ya bu saya maafkan, tetapi ibu janji ya ingin membagi waktu saya dengan Anjas” jawaban sang murid
“Ya pasti akan ditepati, maka marilah sekarang kamu ikut ibu ke ruangan UKS untuk meminta maaf kepada Anjas” ajakan untuk mendamaikan
Maka karena itulah mereka menuju ruangan UKS. Sesampainya di sana Salman langsung meminta maaf kepada Anjas, dan semenjak peristiwa itulah hubungan mereka membaik dan juga dua anak itu menjadi panutan di sekolah.

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB (TUGAS 4 IBD)

                                               MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB




Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang berani menghadapi masalahnya sendiri.
Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Apabila kita bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk memenuhu kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita pada keluarga. Lain halnya jika keluarga kita membantu teman, karena ada kessulitan, mungkin sampai berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas, itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Kesadaran
kesadaran adalah kesadaran akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur) ingat, tau dan mengerti, misalnya , rakyat telah sadar akan politik.
Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh seorang merupakan refleksi tetang realitas dan manusia.
Kesadaran menurut Sartre berifat itensional dan tidak dapat dipisahkan di dunia. Kesadaran tidak sama dengan benda-benda. Kesadaran selalu terarah pada etre en sio (ada-begitu-saja) atau berhadapan dengannya. Situasi dimana kesadaran berhadapan oleh Sartre disebut etre pour soi (ada-bagi-dirinya). Bahwa kesadaran saya akan sesuatu juga menyatakan adanya perbedaan antara saya dan sesuatu itu. Saya tidak sama dengan sesuatu yang saya sadari ada jarak antara saya dengan objek yang saya lihat. Misalkan entre pour soi menunjuk pada manusia atau kesadaran. Manusia adalah eter pour soi sebab ia tidak persis menjadi satu dengan dirinya sendiri. Tiadanya identitas manusiadengan dirinya sendiri memungkinkan manusia untuk melampaui, untuk mengatasi dirinya dan menghubungkan benda-benda dengan dirinya sesuai dengan yang dimaksud dan tujuannya. Ketidak identikan manusia dengan dirinya sendiri tampak dalam kesadaran yang ditandai oleh regativitas, penidakan. Negativitas menunjukan bahwa terhadap etre pour soi atau kesadaran hanya dikatan it is not what it is. Maka kesadaran disini merupakan non identitas, jarak, distansi. Kegiatan hakiki kesadaran merupakan menindak, mengatakan tidak. Etre por soi tidak lain dari pada menindak atau menampilkan ketiadaan. Kebebasan bagi Sartre merupakan kesadaran menindak, dan manusi sendiri merupakan kebebasan. Pada manusialah itu eksistensi itu mendahului esensi, sebab manusia selalu berhadapan dengan kemungkinan untuk mengatakan tidak. Selama manusia masih hidup ia bebas untuk mengatakan tidak, baru setelah kematian maka cirri-ciri hidupnya dapat dibeberkan. (Alex Lanur, Pengantar dalam “Kata-Kata”)
Pengorbanan
Pengorbanan adalah pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian. Dalam pengadian selalu dituntut pengorbanan, tapi belum tentu pengorbanan menuntut pengabdian.

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP (TUGAS 4 IBD)

                                             MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP


Pandangan Hidup
Setiap  manusia  mempunyai  pandangan  hidup.  Pandangan  hidup  itu bersifat  kodrati. Karena  itu ia menentukan masa  depan  seseorang. Untuk  itu perlu  dijelaskan  pula apa  arti pandangan hidup.  Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah  menurut  waktu  dan tempat  hidupnya.
Dengan  demikian  pandangan  hidup  itu bukanlah  timbul  seketika  atau  dalam  waktu yang  singkat saja, melainkan  melalui  proses  waktu yang lama dan  terus menerus,  sebingga basil  pemikiran  itu dapat  diuji kenyataannya.Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia  menerima  hasil pemikiran  itu sebagai pegangan,  pedoman,  arahan,  atau petunjuk yang disebut  pandangan  hidup.
Pandangan   hidup  banyak  sekali  macamnya   dan  ragamnya,   akan  tetapi  pandangan hidup  dapat  diklasifikasikan   berdasarkan asalnya  yaitu terdiri dari  3 macam  :
  • Pandangan hidup yang berasal dari agama  yaitu  pandangan  hidup yang mutlak kebenarannya
  • Pandangan  hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan nonna yang  terdapat  pada  negara  tersebut.
  • Pandangan  hidup  hasil  renungan  yaitu pandangan  hidup yang  relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu  organisasi,  maka  pandangan  hidup  itu disebut  ideologi.  Jika  organisasi  itu organisasi politik,  ideologinya  disebut  ideologi  politik.  Jika organisasi  itu negara,  ideologinya  disebut ideologi  negara. Pandangan   hidup  pada  dasarnya  mempunyai   unsur-unsur  yaitu  cita-cita,  kebajikan, usaha,  keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan  yang tidak terpisahkan.  Cita – cita  ialah apa yang diinginkan  yang mungkin  dapat  dicapai  dengan usaha  atau perjuangan.  Tujuan  yang  hendak  dicapai  ialah kebajikan,  yaitu  segala  hal  yang baik yang membuat  manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau peIjuangan  adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan.  Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan  jasmani,  dan kepercayaan  kepada  Tuhan.
Cita-cita
Menurut   kamus  umum  Bahasa  Indonesia,  yang  disebut  cita-cita  adalah  keinginan, harapan,   tujuan  yang  selalu  ada  dalam  pikiran.  Baik  keinginan,  harapan,  maupun   tujuan merupakan   apa  yang  mau  diperoleh  seseorang  pada  masa  mendatang.   Dengan   demikian cita-cita  merupakan  pandangan  masa depan, merupakan  pandangan  hidup yang akan datang. Pada  umumnya   cita-cita  merupakan  semacam  garis  linier  yang  makin  lama  makin  tinggi, dengan  perkataan  lain:  cita-cita  merupakan  keinginan,  harapan,  dan  tujuan  manusia   yang makin  tinggi  tingkatannya.
Apabila  cita-cita  itu tidak mungkin  atau belum mungkin  terpenuhi,  maka  cita-cita  itu disebut angan-angan.  Disini persyaratan dan kemampuan  tidak/belum  dipenuhi  sehinga  usaha untuk mewujudkan  cita-cita  itu tidak mungkin  dilakukan.  Misalnya  seorang anak bercita-cita ingin  menjadi  dokter,  ia belum  sekolah,  tidak mungkin  berpikir  baik,  sehingga  tidak  punya kemampuan   berusaha  mencapai  cita-cita.  Itu baru dalam  taraf  angan-angan.
Kebajikan
Kebajikan  atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan  kebaikan pada hakekatnya sarna dengan perbuatan  moral, perbuatan  yang sesuai dengan norma-norma   agama dan etika. Manusia  berbuat  baik, karena menurut  kodratnya  manusia  itu baik, mahluk  bermoral. Atas  dorongan  suara hatinya  manusia  cenderung  berbuat  baik.
Manusia adalah seorang  pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur  itu terpisah  bila manusia  meninggal.  Karena merupakan  pribadi,  manusia  mempunyai pendapat  sendiri,  ia mencintai  diri sendiri, perasaan  sendiri, cita-cita  sendiri dan sebagainya. Justru  karena  itu, karena  mementingkan diri sendiri, seringkali manusia  tidak mengenal kebajikan.
Manusia merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat,manusia saling membutuhkan, saling menolong,saling menghargai sesama anggota  masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan,dan sebagainya. Manusia sebagai mahluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berekembang karena Tuhan. Untuk itu manusia  dilengkapi  kemampuan  jasmani  dan  rohani juga  fasilitas  alam sekitarnya  seperti  tanah,  air, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Sikap Hidup
Sikap hidup adalah suatu keadaan hati untuk menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau yang negatif. atau kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Sikap itu ada didalam diri kita masing-masing dan hanya kita sendiri yang tahu.orang lain akan baru tahu setelah kita bertindak. Sikap itu sangat penting, setiap manusia mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai kemauan dan keinginan yang membentuknya. Sikap juga  dapat berubah dikarenakan situasi, kondisi, dan juga lingkungan. Dalam menghadapi kehidupan, manusia selalu menghadapi manusia lain atau menghadapi sekelompok manusia. Ada beberapa sikap  etis dan non etis. Sikap etis disebut juga sikap positif, dan sikap non etis disebut juga sikap negatif.